Kesulitan bernapas dapat disebabkan oleh kanker paru-paru, metastasis kanker ke paru-paru, tumor yang menekan saluran pernapasan, gagal jantung, anemia, atau infeksi paru-paru. Pasien mungkin merasa seolah-olah tidak bisa mendapatkan udara, mengalami sesak napas, dan menjadi takut akan kematian. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera menangani kesulitan bernapas pasien dan memberikan dukungan serta pendampingan.

Metode Penanganan

• Evaluasi kecepatan pernapasan (satu kali naik turunnya dada dihitung sebagai satu kali bernapas, normalnya sekitar 14–20 kali per menit), keteraturan dan besar kecilnya gerakan dada dan perut, serta gejala kesulitan bernapas seperti: tegang, gelisah, berkeringat, dan kebiruan.
• Pertahankan posisi tidur yang nyaman: Miringkan bagian atas tempat tidur atau gunakan bantal untuk menopang kepala agar pasien berada dalam posisi setengah duduk atau posisi duduk sambil bersandar di meja tempat tidur yang diberi bantal. Ini akan membantu pasien bernapas lebih mudah.

• Pernapasan diafragma: Ajarkan pasien bernapas dalam menggunakan diafragma perut, kemudian menghembuskan napas secara perlahan melalui mulut yang sedikit terbuka.
• Meningkatkan aliran udara: Buka jendela atau gunakan kipas kecil untuk menghembuskan udara di pipi pasien, yang dapat merangsang saraf trigeminal wajah dan memberikan rasa udara yang segar, membuat pernapasan lebih nyaman. Minyak esensial beraroma jeruk atau lemon juga dapat memberikan kesan udara yang lebih segar.


• Bagi pasien yang menggunakan oksigen, nasal cannula (selang hidung) umumnya lebih nyaman.
• Jika pasien menggunakan oksigen atau bernapas melalui mulut, mulut dapat menjadi kering. Berikan perawatan mulut dan kelembapan secara berkala.


• Jika pasien memiliki dahak, bantu dengan memberikan inhalasi uap di antara waktu makan dan lakukan tepukan punggung selama 5–10 menit, kemudian dorong pasien untuk batuk agar dahaknya keluar.


• Temani pasien, dengarkan kecemasannya, dan berikan dukungan emosional.
• Jika aktivitas sehari-hari memperburuk kesulitan bernapas, dorong pasien untuk memperlambat kegiatan dan lebih sering beristirahat.
• Jika dokter telah meresepkan obat bronkodilator, berikan kepada pasien sesuai jadwal, baik melalui minum atau inhalasi.
• Tekan titik akupresur "Feishu" selama 3–5 menit, 1–3 kali sehari.

Pesan Hangat

Saat pasien mengalami panik karena sesak napas, pendampingan dan penjelasan lembut sangat penting. Pastikan Anda dan pasien tenang, karena rasa takut hanya akan memperparah sesak napas. Evaluasi apakah pasien merasakan ketidaknyamanan di bagian lain tubuh, karena rasa sakit juga dapat mempercepat pernapasan dan menyebabkan sesak napas. Dukungan dan kehadiran keluarga sangat penting pada saat ini. Berikan dorongan dan kepercayaan diri kepada pasien, dan jika diperlukan, alihkan perhatiannya dari fokus pada sesak napas dengan berbicara tentang hal lain.